Sebagai manusia kita tidak dapat lari dari melakukan sebarang kesilapan. Memang lumrah hidup dan kesilapan itu sering dilakukan samada sengaja atau tidak disengajakan. Langkah demi langkah diatur, disusun rapi agar langkah itu tidak tersadung namun dalam melalui jalan-jalan dunia yang penuh dengan liku-liku itu terkadang diluar sedar kaki tersampuk batu-batu kecil atau besar hingga membuatkan kita hilang imbangan dan jatuh. Jatuh dengan tanpa sedar atau kurang bersedia bisa membuatkan luka menjamah batang tubuh yang bisa mengalirkan darah merah. Luka bisa sembuh samada lambat atau cepat namun bekas luka-luka itu meninggalkan kesan parut agar kita sentiasa terkenang jerih perit jatuh itu. Parut itu agar kita beringat agar setiap langkah diatur dengan penuh tertib dan hati-hati. Namun dalam ketertiban itu kita tersadung lagi..... entahlah rencah kehidupan bagaikan rojak, Semuanya ada, penuh warna dan rasa. Jika terkurang manakan enak rojak itu. Dalam menempuhi hari-hari di daerah terasing ini sering mengajar aku berfikir sejenak menenai apa yang terjadi. Mengapa ia terjadi dan bagaimana ia terjadi. Dalam rumusan ku setiap pekara atau permasalahan itu banyak berpunca dari diri kita sendiri. Ujian itu untuk menguji kita. Seteguh mana iman kita, sekuat mana pegangan kita atau rapuh bagaikan kerangupan biskut yang dipatahkan lalu dicelup ke dalam kopi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment